Picky Eater pada Anak: Penyebab dan Strategi Mengatasinya – Picky eater atau anak yang rewel dalam memilih makanan merupakan kondisi yang sering dialami oleh banyak keluarga. Situasi ini dapat menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua, terutama ketika mereka khawatir tentang asupan gizi yang seimbang untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Ketidakmauan anak untuk mencoba berbagai jenis makanan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari segi psikologis, lingkungan, maupun kebiasaan makan yang diterapkan dalam keluarga. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan penyebab picky eater pada anak dan memberikan strategi yang efektif untuk mengatasi masalah ini sehingga anak dapat memiliki pola makan yang lebih sehat dan bervariasi.

1. Penyebab Picky Eater pada Anak

Picky eater adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan anak-anak yang sangat selektif dalam memilih makanan. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi picky eater. Salah satu penyebab utama adalah faktor genetik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa preferensi rasa dan kebiasaan makan dapat diturunkan dari orang tua kepada anak. Anak yang memiliki orang tua yang juga picky eater cenderung mengikuti pola yang sama.

Faktor lainnya adalah pengalaman awal anak dengan makanan. Pengalaman pertama kali mereka mencoba makanan baru sangat memengaruhi preferensi mereka di masa depan. Jika seorang anak mengalami pengalaman negatif saat mencoba makanan baru, seperti alergi atau rasa yang tidak disukainya, mereka cenderung menghindari makanan tersebut di kemudian hari.

Aspek psikologis juga berperan penting dalam perkembangan picky eater. Anak-anak sering kali merasa tidak nyaman dengan perubahan, termasuk dalam hal makanan. Ketakutan terhadap makanan baru atau rasa yang tidak familiar dapat memicu perilaku picky eater. Selain itu, anak-anak yang memiliki perasaan cemas atau stres mungkin lebih rentan terhadap perilaku picky eater.

Lingkungan sosial juga turut memengaruhi kebiasaan makan anak. Jika anak melihat teman-teman atau anggota keluarga mereka tidak menyukai makanan tertentu, mereka mungkin merasa terpengaruh untuk turut menolak makanan tersebut. Dalam konteks ini, penting bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik dalam hal kebiasaan makan.

2. Dampak Picky Eater Terhadap Kesehatan Anak

Meskipun tampak sepele, perilaku picky eater dapat berdampak serius terhadap kesehatan anak. Salah satu dampak paling jelas adalah kurangnya asupan gizi yang seimbang. Anak yang hanya mau makan makanan tertentu cenderung kekurangan vitamin dan mineral penting yang diperlukan untuk pertumbuhan. Misalnya, mereka mungkin menghindari sayuran dan buah-buahan yang kaya akan serat dan nutrisi, yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Dampak lainnya adalah masalah berat badan. Beberapa anak mungkin mengalami penurunan berat badan yang signifikan atau sebaliknya, menjadi kelebihan berat badan karena pola makan yang tidak seimbang. Dalam jangka panjang, ketidakseimbangan gizi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan sistem pencernaan.

Selain aspek fisik, terdapat juga dampak psikologis dari picky eater. Anak yang sering ditanya tentang makanan atau dibujuk untuk makan makanan yang mereka tidak suka dapat merasa tertekan. Hal ini dapat menciptakan ketegangan antara orang tua dan anak, yang berpotensi merusak hubungan. Perasaan cemas atau takut terhadap makanan baru dapat berkembang menjadi masalah yang lebih serius, seperti gangguan makan.

Terakhir, picky eater juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial anak. Anak yang tidak mau mencoba makanan baru mungkin merasa terasing saat berada di lingkungan sosial, seperti pesta ulang tahun atau perayaan. Ketidakmauan untuk mencoba makanan yang disajikan dapat menyebabkan mereka merasa berbeda dari teman-temannya, yang pada gilirannya dapat memengaruhi kepercayaan diri mereka.

3. Strategi Mengatasi Picky Eater

Menghadapi anak yang picky eater memerlukan pendekatan yang sabar dan kreatif. Berikut ini adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan oleh orang tua untuk membantu anak mengatasi kebiasaan makan yang selektif.

  1. Berikan Contoh: Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi picky eater adalah dengan memberikan contoh yang baik. Anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Dengan menunjukkan bahwa Anda juga menikmati berbagai jenis makanan, anak akan lebih terbuka untuk mencobanya.
  2. Libatkan Anak dalam Memasak: Mengajak anak untuk berpartisipasi dalam proses memasak dapat meningkatkan minat mereka terhadap makanan. Biarkan mereka memilih bahan makanan yang ingin dicoba atau membantu dalam proses memasak. Hal ini dapat menciptakan rasa kepemilikan terhadap makanan yang disajikan dan meningkatkan keinginan mereka untuk mencobanya.
  3. Ciptakan Lingkungan yang Positif: Menciptakan suasana makan yang menyenangkan dan bebas dari tekanan sangat penting. Hindari memaksa anak untuk makan atau memberi mereka hukuman jika mereka menolak makanan. Sebaliknya, puji setiap upaya mereka untuk mencoba makanan baru, sekecil apapun itu.
  4. Kenalkan Makanan Baru Secara Bertahap: Jangan langsung memperkenalkan makanan yang sangat berbeda. Mulailah dengan makanan yang mirip dengan yang sudah mereka kenal, lalu secara bertahap kenalkan variasi baru. Misalnya, jika anak suka kentang goreng, Anda bisa memperkenalkan kentang manis panggang sebagai alternatif.
  5. Konsisten dan Sabar: Perubahan tidak akan terjadi dalam semalam. Konsistensi dalam menawarkan makanan baru serta kesabaran dari orang tua sangat diperlukan. Penting untuk terus menawarkan makanan meski anak menolak berkali-kali. Suatu saat, anak mungkin akan merasa penasaran dan mau mencoba.

4. Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional

Ketika strategi di atas tidak menunjukkan hasil yang diinginkan, atau jika Anda merasa khawatir tentang kesehatan anak, sangat penting untuk mencari bantuan profesional. Konsultasi dengan dokter anak atau ahli gizi dapat memberikan wawasan lebih dalam tentang masalah kebiasaan makan anak Anda.

Dokter anak dapat melakukan pemeriksaan untuk memastikan tidak ada masalah kesehatan yang mendasari perilaku picky eater tersebut. Selain itu, ahli gizi dapat membantu merumuskan rencana makan yang sehat dan seimbang, serta memberikan rekomendasi tentang cara memperkenalkan makanan baru dengan cara yang aman dan menyenangkan.

Terkadang, picky eater dapat menjadi tanda dari masalah yang lebih besar, seperti gangguan kecemasan atau trauma. Jika anak menunjukkan tanda-tanda stres yang berlebihan saat makan atau menolak hampir semua jenis makanan, penting untuk mendapatkan evaluasi dari seorang profesional kesehatan mental.

 

Baca juga artikel ; Tekanan Darah Terkendali? 5 Makan Cocok ‘Jinakkan’ Hipertensi